Monday, October 29, 2012

MENGHITUNG GOODWILL


PT. Astina membeli PT. Alengka dengan harga Rp 1.500.000.000,00
Nilai wajar aktiva PT Alengka pada saat transsaksi Rp 2.400.000.000,00 dan nilai seluruh utangnya Rp 1.000.000.000,00

Maka nilai goodwill dapat dihitung sebagai berikut:
Harga beli PT. Alengka                                                                                   Rp 1.500.000.000,00
Nilai wajar aktiva neto                                   Rp 2.400.000.000,00
Nilai Utang                                                    Rp 1.000.000.000,00
                Total modal PT. Alengka                                                                  Rp 1.400.000.000,00
                Niolai Goodwill                                                                                Rp    100.000.000,00

Transasksi tersebut dicatat dalam jurnak sebagai berikut:
Macam-macam aktiva                                    Rp 2.400.000.000,00
Goodwill                                                        Rp    100.000.000,00
                Macam-macam utang                                                                    Rp 1.000.000.000,00
                Kas                                                                                               Rp 1.500.000.000,00

Goodwill diamortisasikan selama umur ekonomisnya
Misalnya diamortisasikan selama 20 tahun, maka setiap tahun:
Rp 100.000.000,00 : 20 = Rp 5.000.000,00

Maka jurnal penyesuaian setiap akhir periode akuntansi adalah:
Biaya amortisasi goodwiil                              Rp 5.000.000,00
                Goodwill                                                                                              Rp 5.000.000,00

PENYUSUTAN AKTIVA


                Aktiva tetap pada umumnya mempunyai umur ekonomis yang terbatas. Sebagai contoh: gedung lama-kelamaan akan rusak sehingga akhirnya tidak dapat dipakai lagi. , begitu pula kendaraan dan mesin-mesin. Karena itu harga aktiva harus dialokasikan sebagai beban periode-periode yang tercakup dalam umur ekonomi aktiva tetap yang bersangkutan. Jum;lah yang dialokasikan sebagai beban periode berjalan disebut penyusutan.

Faktor-faktor yang menentukan besarnya penyusutan:
Ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalm menentukan besarnya penyusutan aktiva tetap, yaitu:

Harga perolehan
Yaitu semua biaya yang terjadi/dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap sehingga siap dipakai dalam kegiatan nornal perusahaan.

Nilai sisa
Yaitu jumlah/nilai yang diperkirakan akan dapat diterima bila aktiva yang bersangkutan dijual atau ditukarkan ketika aktiva tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi secara ekonomis.

Taksiran umur kegunaan
Taksiran umur kegunaan suatu aktiva dipengaruhi oleh cara pemeliharaan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianut dalam reparasi
Taksiran umur ini bisa dinyatakan dalam satuan periodde waktu, satuan hasil produksi, atau satuan jam kerjanya.
Dari faktor-faktor diatas dapat dihitung besarnya penyusutan tiap periode.

MENGHITUNG METODE MENURUN GANDA


Harga perolehan sebuah kendaraan Rp 32.000.000,00. Umur ekonomkisnya ditaksir 5 tahun. Tarif penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus = 20% per tahun dari jumlah yang disusutkan.

Tarif penyusutan dengan metode ini , = 2 x 20% = 40% 

Maka penyusutan periodik dengan menggunakan metode menurun ganda seperti beriku ini:

Tahun
Tarif
Penyusutan
Beban penyusutan periodik
Akumulasi
Penyusutan
Nilai buku
0
1

2

3

4
5

40%

40%

40%

40%
40%

40% x Rp 32.000.000 = Rp 12.800.000
40% x Rp 19.200.000 = Rp 7.690.000
40% x Rp 11.520.000 = Rp 4.608.000
40% x Rp 6.912.000 = Rp 2.764.800
40% x Rp 4.147.200 = Rp 1.658.880


Rp 12.800.000

Rp 20.480.000

Rp 25.088.000

Rp 27.852.800
Rp 29.511.680
Rp 32.000.000
Rp 19.200.000

Rp 11.520.000

Rp   6.912.000

Rp   4.147.200
Rp   2.488.320

DEPLESI


Nilai sumber alam, seperti : tambang emas, tambang batu bara, tambang bijih besi, tambang minyak tanah, tanah yang yang digunakan sebagai obyek/bahan baku tertentu, akan berkurang, pengurangan nilai sumber alam ini disebut Deplesi.

Perhituyngan besarnya deplesi berdasarkan atas harga perolehan sumber alam, banyaknya cadangan/kandungan sumber alam tersebut serta jumlah yang telah dieksploitasi selama periode tertentu

Contoh

Harga perolehan hak atas tambang Rp 80.000.000.000,00, taksiran cadangan/kandungan bijih besi sebesar 4.000.000 ton

Maka tarif Deplesi tiap ton = Rp 80.000.000.000,00 : 4.000.000 = Rp 20.000,00

Jika dalam setahun telah ditambang 150.000 ton, maka besarnya deplesi adalah 150.000 x Rp 20.000,00 = Rp 3.000.000.000,00

Ayat jurnal  untuk mencatat deplesi  tersubut adalah

Biaya Deplesi                                                     Rp 3.000.000.000,00
                Akumulasi Deplesi                                                                           Rp 3.000.000.000,00

Rekening akumulasi deplesi adalah suatu rekening lawan terhadap cadangan barang tambang yang berangkutan, maka dalam neraca disajikan sebagai pengurangan terhadap harga perolehan cadangan barang tambang yang bersangkutan (seperti halnya aktiva tetap dengan akumulasi penyusutannya.

Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Tak Berwujud


Pada dasarnya permasalahan akuntansi atas aktiva tetap tak berwujud (intangible asset) sama saja dengan aktiva tetap berwujud, yaitu :

1. Perolehan (Acquisition Cost)

Sama halnya dengan Tangible Asset, Perolehan atas Intangible Asset juga dicatat sebesar nilai faktur ditambah dengan pengeluaran-pengeluaran yang menyertainya.
2. Pengeluaran-Pengeluaran setelah perolehan (Expenditures)

Jika terjadi pengeluaran-pengeluaran setelah perolehan, maka konsep kapitalisasi maupun pembebanannya sama saja dengan tangible asset (aktiva tetap berwujud).
3. Amortisasi (Amortization)

Amortisasi adalah pengalokasian harga perolehan ke beban usaha (biaya), yang pada aktiva tetap dikenal dengan depresiasi (penyusutan). Penghitungan maupun pencatatan atas amortisasi sama saja dengan cara penghitungan maupun pencatatan atas penyusutan aktiva tetap berwujud.

Hal penting yang perlu diketahui :

(-). Amortisasi kebanyakan merupakan biaya usaha dan jarang digolongkan ke dalam harga pokok produksi, kecuali merk dagang yang memang digolongkan ke dalam kelompok harga pokok penjualan.

(-). Amortisasi lebih baik jika dihitung menggunakan metode garis lurus saja, karena pada dasarnya intangible asset tidak dipengaruhi, bahkan tidak ada hubungannya dengan output produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

4. Pelaporan (disclosure)

Intangible asset dilaporkan hanya nilai bersihnya (net value) setelah dikurangi akumulasi amortisasinya. Akumulasi amortisasi tidak pernah dimnculkan di dalam neraca.
Khusus mengenai Perlakuan Goodwill, lebih jauh dan lebih detail lagi dapat di baca di artikel lain: PERLAKUAN GOODWILL disana dilengkapi dengan jurnal dan contoh kasusnya.